loading

ASI merupakan makanan utama bayi sejak lahir. IDAI menyarankan pemberian ASI eksklusif sejak lahir hingga bayi berumur 6 bulan dan merekomendasikan untuk tetap melanjutkan pemberian ASI sampai bayi berumur 2 tahun didampingi dengan makanan pendamping ASI (MPASI). ASI terus diberikan setelah bayi mencapai usia 6 bulan karena sekitar 65% kebutuhan energinya pada usia 6-8 bulan masih dipenuhi melalui ASI. Pada usia 9-12 bulan hanya sekitar 50% kebutuhannya berasal dari ASI, dan hanya sekitar 20% pada usia 1-2 tahun. 

Tujuan pemberian ASI eksklusif (6 bulan) yakni sebagai antibody dan perlindungan diri dari berbagai infeksi dan penyakit. Terdapat kehidupan dalam ASI yang tidak ditemukan pada cairan lain. Hebatnya lagi, kandungan ASI dapat menyesuaikan formula yang sedang dibutuhkan bayi. Ketika suhu tubuh bayi meningkat karna adanya infeksi, ASI memproduksi banyak zat kekebalan antibody yang dapat melawan infeksi pada bayi. 

Menyusui merupakan pengalaman yang paling dinanti dan diidamkan setiap ibu. Namun, sayangnya tidak semua ibu berkesempatan menyusui secara langsung dalam kurun waktu 6 bulan atau lebih dikarenakan tuntutan pekerjaan. Para working mom  tak perlu khawatir tidak bisa menyusui eksklusif secara dbf (direct breastfeeding)/langsung, karena mom bisa memberikan ASI secara ASIP (ASI Perah) / e-ping (eksklusive pumping). Mom bisa memerah ASI secara manual dengan tangan kosong maupun dengan alat bantu pmpa kemudian menyimpannya selama mom berada di kantor. Berikut beberapa alat yang diperlukan untuk memompa ASI 

  • Seperangkat Pompa ASI (manual/elektrik)
  • Apron menyusui
  • Botol / kantong ASIP
  • Tas pendingin (Cooler bag)
  • Ice gel 

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memompa, menyimpan dan memberikan ASIP untuk bayi. 

Memompa ASI 

Pastikan seperangkat alat pompa dan tangan mom dalam keadaan bersih dan steril. Perah ASI setiap 2,5 sampai 3 jam sekali. Ingatlah prinsip supply and demand ASI, setiap kali ASI dikeluarkan dari payudara ibu, baik dengan menyusui atau dengan cara memerah/memompa (pumping), ASI yang dihasilkan pun akan lebih banyak. 

Ciptakan suasana yang tenang dan nyaman. Mom bisa sambil menonton atau membaca yang dapat membuat mood mom tetap happy. Karena suasana hati yang bahagia akan menghasilkan ASI yang berlimpah. Untuk menaikkan mood, mom juga bisa memerah sambil makan cemilan atau minum susu pelancar ASI favorit Mom. Jangan lupa untuk selalu menjaga cairan dengan minum, makan makanan bergizi dan minum vitamin jika perlu agar produksi ASI tetap berlimpah. 

Menyimpan ASIP

ASI yang telah diperah harus segera dipindahkan ke wadah steril dan disimpan di pendingin atau freezer. Tuangkan ASIP ke botol kaca atau kantong ASIP sesuai kebutuhan bayi persekali minum. Misalnya, bayi Mom membutuhkan ASI 50ml sekali minum dan Mom mendapatkan 100ml saat memompa, maka bagilah ASIP menjadi 2 kantong masing-masing 50ml.

Simpanlah ASIP di tempat pendingin atau freezer. Jika di kantor Mom tidak ada kulkas, Mom wajib membawa cooler bag plus ice gel untuk menyimpan ASIP mom selama di kantor. Jika ada kulkas, Mom harus menyimpan kantong yang berisi ASIP di wadah yang tertutup agar tidak terkontaminasi dengan makanan lain saat berada di chiler/freezer. 

Segera pindahkan ASIP dari coolerbag ke kulkas sesampai mom di rumah. ASI perah tahan sampai 5 hari, ketika ditaruh pada kulkas bagian lemari pendingin (chiler) dengan suhu minimal 4°C. ASI perah tahan hingga 6 bulan pada freezer dengan suhu 18°C dibawah titik beku 0°C (-18°C). 

Penyajian ASIP 

ASIP beku dari freezer harus dicairkan terlebih dahulu dengan merendam wadah ASIP pada mangkuk berisi air hangat. Jangan merebus ASIP dan pastikan wadah ASIP dalam kondisi tertutup. Jika ASI sudah mencair, pindahkan ASIP ke botol dot atau cup feeder sesuai teknik pemberian ASIP yang mom pilih. Cek suhu ASIP dengan meneteskan pada sisi pergelangan dalam mom. ASIP beku yang telah dicairkan dapat disimpan pada kulkas (suhu ± 4°C) selama 24 jam. ASIP yang telah sepenuhnya cair tidak boleh dibekukan kembali. ASIP yang masih tersisa pada saat bayi minum harus dihabiskan dalam waktu 2 jam.


Penulis: Novi Nurdian, M.Pd

OcchiolismOcchiolism
WRITTEN BY

Occhiolism

Commit to sharing experience, knowledge, and insight for a better life.Read more
Anda Perlu Login Untuk Menulis Komen